Detakbanua — PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) sebagai tuan rumah mendampingi Divisi Keuangan (KEU) & Divisi Transisi Energi dan Keberlanjutan (TEK) PT PLN (Persero) Kantor Pusat bersama World Bank melaksanakan kegiatan site visit due diligence terhadap proyek infrastruktur ketenagalistrikan yang mengusung energi hijau. Proyek tersebut meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) IKN 50 MW, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV GI Kariangau–GIS 4 IKN (landing point), dan Gas Insulated Switchgear (GIS) 4 IKN yang dirancang menjadi tulang punggung kelistrikan hijau di IKN, Kalimantan Timur.
Kegiatan ini merupakan bagian dari proses verifikasi teknis, lingkungan, dan sosial guna memastikan kelayakan proyek untuk memperoleh dukungan pembiayaan dari World Bank melalui program Indonesia Sustainable Least-Cost Electrification-2 Program for Results (ISLE-2 PforR).
ISLE-2 adalah program lanjutan World Bank yang mendukung percepatan elektrifikasi dan penguatan infrastruktur energi berkelanjutan di Indonesia, dengan cakupan wilayah Kalimantan dan Sumatera untuk periode 2024–2030. Tak hanya fokus pada pengembangan jaringan distribusi dan transmisi, ISLE-2 juga mendorong transformasi digital melalui implementasi SCADA, Energy Management System (EMS), pembangkit surya terdistribusi, serta sistem penyimpanan energi yang dikenal dengan Battery Energy Storage System (BESS), teknologi yang krusial untuk mengintegrasikan energi baru terbarukan (EBT) ke jaringan listrik eksisting secara optimal.
Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari. Dimulai pada 15 April 2025 dengan rapat koordinasi PLN dengan World Bank, dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke lokasi proyek pada 16 April 2025 yang mencakup PLTS IKN 50 MW, SUTT 150 kV GI Kariangau–GIS 4 IKN (landing point), dan GIS 4 IKN. Selanjutnya, diskusi teknis dan lingkungan bersama Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dilakukan pada 17 April 2025 sebagai penutup rangkaian kegiatan.
Dalam kegiatan site visit due diligence, PLN dan World Bank melakukan observasi langsung terhadap kesiapan infrastruktur, verifikasi dokumen teknis, serta penilaian risiko sosial dan lingkungan. Diskusi lapangan turut dilakukan untuk menyelaraskan langkah-langkah tindak lanjut agar proyek ini dapat memenuhi seluruh standar pendanaan internasional.
Di tempat terpisah, General Manager PLN UIP KLT, Raja Muda Siregar menyebutkan, “Langkah ini menegaskan komitmen kuat PLN dan Pemerintah dalam membangun IKN sebagai kota masa depan yang cerdas, hijau, dan berkelanjutan. Tak hanya menyuplai listrik, proyek ini akan menjadi simbol pergeseran menuju sistem kelistrikan nasional yang modern, efisien, dan berbasis energi terbarukan.”
Lanjutnya, Ia menekankan bahwa kerja sama pendanaan dengan World Bank melalui program ISLE-2 berperan penting dalam mendukung pembiayaan investasi infrastruktur ketenagalistrikan nasional, dalam rangka mencapai target elektrifikasi 100 persen di Indonesia. Program ini turut mendorong korporasi dalam penguatan portofolio energi baru terbarukan (EBT), optimalisasi cost of generation, serta peningkatan kapasitas fiskal dan efisiensi operasional PLN melalui penguatan struktur keuangan dan penerapan praktik pengelolaan aset yang lebih berkelanjutan.